Dua Orang Mantan Presiden PKS Mengaku Bersih Itu Tersandung Masalah Korupsi

 

Dua Orang Mantan Presiden PKS Mengaku Bersih Itu Tersandung Masalah Korupsi


Dua Orang Mantan Presiden PKS Mengaku Bersih  Itu Tersandung Masalah Korupsi

 Jakarta, SI
Dua orang  mantan petinggi  Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakni "Lutfi Hasan Ishaq dan Nur Mahmudi Ismail" tersandung kasus korupsi. Lutfi Hasan Ishaq yang OTT oleh KPK, terkait quota DAGING SAPI, sudah di vonis 18 tahun hukuman penjara. Sedangkan Nur Mahmudi Ismail digarap oleh Tipikor  Polres Depok,, dan kini  statusnya sudah jadi  tersangka kasus korupsi pelebaran jalan Nangka Kel Sukamau baru Kec Tapos Kota Depok, dengan modus  double anggaran yakni dari pengembang Apremen Like Side Cimanggis. Kejadian itu  ketika Nur mahmudi Ismail menjabat sebagai Walikota Depok 2010-2015 dalam periode keduanya, serta juga melibatkan mantan Sekda Kota Depok Harry Prihanto, yang juga jadi tersangka.
Partai PKS ini sudah mencatatkan rekornya sebagai penghasil bukan hanya kader tapi Presiden partainya sebagai koruptor. Prestasi ini telah ditorehkan oleh PKS, partai yang paling menonjol dalam berkoar-koar ganti presiden dan merongrong Pemerintah saat ini.
Secara resmi terkuak eks Presiden PKS dan eks Wali Kota Depok Nur Mahmudi selama dua periode itu, kini  jadi tersangka atas kasus korupsi senilai Rp.10 milliar lebih. Memang belum sampai trilyunan tapi untuk Kota Depok yang pernah dipimpinnya, jumlah itu sangatlah besar dan berarti, untuk pembangunan kota depok itu sendiri.
Sayang sekali kota Depok yang dipimpin olehnya kemajuannya ya tak terlalu signifikan. Akibat terlena dengan korupsi maka kota yang dipimpinnnya kemajuannya stagnan dan netizen mengeluhkannya secara terang-terangan. Sebab Nur semasa menjabat Walikota Depok juga memecahkan rekor of muri yaitu dengan menonjobkan pejabat structural Pemkot Depok sebanyak urang lebih 30 orang pejabat ANS,  baik itu Eselon II, III dan IV. Masing-masing pejabat ASN pejabat yang dinonjobkan tersebut adalah : 1. Sariyo Sabani(mantan Kasat Pol PP), 2. Tutun Supian, mantan Kadis Pasar, 3. Rumanul Hidayat, mantan Kadis Pertanian, 4. Khamid Wijaya, mantan Kepala Babpeda, 5. Alm Nunu Heryawan, mantan Kadis Tarkim, 7.Herman Hidayat, mantan Kadis Pasar dan Koperasi, 6. Abdul Haris, mantan Kepala Disnakersos, 7. Bambang Kudsi, manatan Asisten,  dan yang lainnya.
Sementara itu, partai ini telah menciptakan tradisinya sendiri yang tidak dimiliki partai lain. Partai PKS telah membuat tradisi baru dalam sejarah partai di Indonesia yaitu para mantan Presidennya punya peran ganda dengan menjadi koruptor.
Nur Mahmudi mencatatkan dirinya sebagai eks Presiden PKS yang kedua tercokok korupsi. Sebelumnya eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sudah menjadi penghuni di Lembaga Pemasyarakatan  (Lapas) Sukamiskin, Bandung gegara kasus korupsi  quota daging sapi impor.
Nur Mahmudi mantan Presiden pertama Partai Keadilan kini disebut PKS ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polres Depok atas dugaan kasus korupsi pelebaran jalan di Gang Nangka Cimanggis Depok, Jawa Bara.
Elit PKS Mingkem, Tapi Sangat Vokal Menyiyirin Presiden Jokowi?
Sementara itu pula, komentar para petinggi atau elite PKS? Adem, mingkem dan sejuk. Secara kompak bersama mereka mingkem alias tak mau banyak komentar. Urusan korupsi diam tak bersuara tapi giliran kebijakan Pak Jokowi dinyinyirin dan paling vokal. "Itu urusan hukum ya biar hukum aja yang ngurus," ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (29/8) beberapa waktu lalu.
Hidayat Nur Wahid, yang punya Rumah Sakit di depan pintu masuk Stasiun Kereta Depok Lama itu, komentarnya singkat dan mencoba untuk mengecilkan kasus ini. Seolah kasus ini kasus ecek-ecek dan pelakunya kader biasa doing, imbuhnya.
Sementara Anggota Majelis Syuro PKS Aboe Bakar Alhabsyi juga tak mau berkomentar banyak mengenai ditetapkan Nur Mahmudi sebagai tersangka oleh Polres Depok. Ia menyerahkan masalah ini kepada DPP PKS apakah akan memberikan bantuan hukum atau tidak untuk Nurmahmudi."Enggak ngikutin, tanya ke DPP," ujar anggota Komisi III DPR ini. Jiah, mosok sudah viral di media tapi pura-pura lupa atau nggak tahu. Ini sama dengan jurusnya si Nur Mahmudi saat ini yaitu lupa ingatan alias ingatan terganggu.
Untuk urusan korupsi rupanya bukan hal yang serius bagi petinggi PKS ini. Tak ada kecaman, keprihatinan atau tindakan yang akan diambil oleh pihaknya. Artinya masalah korupsi itu persoalan sepele seperti anak kecil ambil uang jajan temennya.
Sebelumnya petinggi PKS Depok kaget dan terguncang dengan adanya penetapan eks Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menjadi tersangka dugaan korupsi.
Sikap dan wawasannya ternyata dangkal dan cenderung memperihatinkan. Kagetnya mereka adalah mereka mendapat kabar dari media massa bukan dari kepolisian soal kasus yang menjerat politisi kawakan PKS ini.
Benarlah perkataan Amien Rais, busuk itu mulai dari kepala, kalau dua Presiden PKS saja begini, gimana kader dan bawahannya? Cepat atau lambat akan mengikuti jejak mereka berdua.
Percuma Nur Mahmudi menyandang gelar bejibun sampai doktor dan menyabet banyak penghargaan kalau pada akhirnya malah ikut terlibat dalam kasus korupsi yang lagi viral ini, ucap sejumlah warga depok.
Kalau partai lain masih level pejabat di bawah Ketua Umumnya tapi kelebihan PKS adalah Presidennya menjadi contoh bagaimana mensejahterakan dirinya sebagai pemimpin partai.
Kali ini isu yang pernah muncul dalam kasus si Lufthi bahwa ada konspirasi Zionis menjatuhkan PKS ini tak terdengar. Tapi ada selentingan suara netizen yang menuding Pemerintah ikut terlibat dalam kasus ini untuk menjatuhkan PKS.
Sudahlah, terimalah kenyataan, masak masih mencari-cari alasan dan pembenaran diri. Rompi oranye sudah di depan mata dan segeralah si Nur Mahmudi siumanlah kau, celoteh warga depok.
Si Nur ini dalam sepanjang pemberitaan di Media massa, yakni  masih terganggu ingatannya, yah modus lama kembali muncul. Dia nantinya kalau begini terus akan berpura-pura lupa, cara ngeles dan ngibul yang basi. Kudu ditawarin kardus yang jumlahnya lebih gede, langsung sadar kali ya, hahaha. (seword/tamba/red)