Banyak Masalah Ditemukan : Kinerja Management RSUD Leuwiliang Kab Bogor Harus Dievaluasi

 

Banyak Masalah Ditemukan : Kinerja Management RSUD Leuwiliang Kab Bogor Harus Dievaluasi


Banyak Masalah Ditemukan :
Kinerja Management RSUD Leuwiliang  Kab Bogor  Harus Dievaluasi


Cibinong, SI
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang yang merupakan salah satu RSUD di Kabupaten Bogor sangat diharapkan menjadi tempat pelayanan prima masyarakat Kabupaten Bogor di bidang Kesehatan yang terletak di wilayah bagian Barat Kabupaten Bogor Jawa Barat ni ternyata banyak sekali mendapat keluhan dari masyarakat yang menggunakan fasilitasnya, hal itu diungkapkano leh Susilo Utomo sebagai aktivis yang concern terhadap dunia sosial politik pun buka suara terhadap masalah tersebut.
Belum lama terungkap kasus meninggalnya seorang warga diakibatkan karena harusnya di rawat di ICU, tapi hanya dirawat di ruang biasa dengan alasan ruang ICU penuh padahal ketika di cek masih ada yang kosong, belum lagi keluhan-keluhan netizen yang terangkum di grup facebook SURGA BOGOR terkait pelayanan mulai dari peserta BPJS mandiri yang sulit mendpatkan kamar rawat, pasien UGD yang jika dirawat di UGD saja tanpa rawat inap tidak bisa menggunakan fasilitas BPJS, bahkan ada warga sakit yang sampai pulang karena tidak kunjung ditangani
Dengan dasar pelayanan kesehatan adalah azas kemanusiaan selayaknya hal ini tidak boleh terjadi di RSUD dengan hasil akreditasi paripurna, management RSUD Leuwiliang harus membuka mata terhadap masukan-masukan masyarakat yang mengeluhkan pelayanan disana karena RSUD Leuwiliang adalah RSUD milik pemerintah yang setiap tahun mendapat kucuran dana dari APBD Kabupaten Bogor
Belum lagi terkait tarif parkir yang dirasa memberatkan masyarakat, karena di Wilayah Kab Bogor bagian Barat, taraf ekonomi masyarakat bisa dikatakan masih rendah dengan rata-rata profesi buruh tani dan pegawai serabutan, jadi seharusnya ketika management RSUD ingin mengambil sebuah kebijakan harus mempertimbangkan banyak hal, adil tidak harus sama, tapi prinsip proporsional dan empati kepada masyarakat harus di kedepankan
Yang membuat miris adalah mulai buka suaranya karyawan yang berkerja di RSUD Leuwiliang yang merasa hak-hak mereka sering di sepelekan dan kurang diperhatikan, ada beberapa karyawan yang tidak mau di sebutkan identitasnya mengatakan bahwa ketika mereka izin sakit, cuti, atau keperluan keluarga, honor Jasa Pelayanan (JP) mereka dipotong, hal ini sangat memberatkan mereka yang dirumah juga punya keluarga, bahkan terkadang JP turunnya telat dengan alasan pimpinan sedang sibuk sehingga belum sempat menghitung JP, karena gaji mereka hanya standart gaji sesuai Perbup Bogor, jadi JP inilah yang jadi sandaran kebutuhan tambahan mereka.
Fasilitas-fasilitas yang di dapat karyawan dan tenaga kesehatan pun hanya sekedar BPJS Kesehatan, tidak ada BPJS Ketenagakerjaan sehingga ketika sewaktu-waktu mereka diberhentikan tidak mendapatkan kebijakan apapun, “ya kalau dipecat, ya sudah ga dapet apa-apa, mau nuntut ke siapa?” ujar mantan tenaga kesehatan yang pernah diberhentikan secara sepihak oleh RSUD Leuwiliang, padahal ketika karyawan dipecat harus punya persiapan anggaran selama mereka proses mendapat pekerjaan baru.
Seharusnya dan sudah selayaknya, RSUD Leuwiliang berbenah dari segala sisi, baik pembenahan pelayanan dan juga pembenahan dari sisi administratif, hal ini harus dilakukan karena jika tidak dilakukan akan menurunkan kepercayaan publik terhadap RSUD Leuwiliang, pihak Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab RSUD di Kabupaten Bogor pun harus mengambil langkah-langkah dan kebijakan strategis menyikapi hal ini, jangan sampai gara-gara management RSUD Leuwiliang yang kurang bagus pada akhirnya berimbas kepada kerugian pelayanan masyarakat di bidang kesehatan serta nasib karyawan dan tenaga kesehatan yang bekerja disana.(wan/dip/red)