Dengan Mudah Mereka Menduduki Jabatan Empuk : Satu Persatu Pejabat Karbitan Yang Diangkat Di Era Nur Mahmudi Mulai Rontok

 

Dengan Mudah Mereka Menduduki Jabatan Empuk : Satu Persatu Pejabat Karbitan Yang Diangkat Di Era Nur Mahmudi Mulai Rontok

Dengan Mudah Mereka  Menduduki Jabatan Empuk :

Satu Persatu Pejabat Karbitan Yang Diangkat Di Era Nur Mahmudi Mulai Rontok


Depok, SI

Dulu di Era Nur Mahmudi Ismail saat menjabat Walikota Depok, banyak ASN dari luar Kota Depok dengan eksodus besar-besaran datang pindah ke Pemkot Depok, bagaikan jamur dimusim hujan, dengan maksud dan tujuan untuk menduduki jabatan yang basah  dan empuk.

Kalangan ASN yang pindah tersebut tidak beberapa lama waktunya, yakni baru sekitar kurang lebih tiga bulan sebagai ASN di Pemkot Depok, mereka-mereka itu langsung dipromosikan mendapatkan jabatan  structural yang empuk di Pemkot Depok, dengan alasan bahwa ASN yang diterima tersebut mempunya kwalitas yang mumpuni, dimana seolah-olah bahwa  kalangan ANS yang ada di Pemkot Depok tersebut s  mereka itu tidak punya kwalitas, padahal mereka itu sudah puluhan tahun jadi ASN  mengabdi di Pemkot Depok, mereka jadi pesakitan dan tertekan batin.

Kalangan ASN yang pindah  ke Pemkot Depok dan langsung mendapatkan jabatan empuk antara lain : 1.Hery Pansila, langsung menduduki Jabatan Kasubbag di Kantor Arsip ketika itu, tiga bulang kemudian diangkat jadi Kepala kantor Arsip, kurang lebih setahun langsung diangkat jadi Kadis Komimfo Kota Depok, kemudian jadi Kadisdik Kota Depok. 2. Harri Prihanto, pindah dari BPPT, langung menduduki jabatan Kepala Seksi (Kasi) disalah satu dinas, kemudian diangkat jadi Kabag Umum Setda Kota Depok, selanjutnya tidak lama kemudian dipromosikan jadi Kepala badan Kepegawaian, tidak sampai setahun lamanya menjabat Kaban Kepegawaian langsung diangkat Nurmahmudi jadi Sekda Kota Depok. 3.Hardiono pindah dari RSUD Persahabatan Jakarta, kurang lebih 3 bulan lamanya Hardiono langsung mendapatkan jabatan Kabid di Dinas Kesehatan Kota Depok, kemudian jadi Kadis Kesehatan, setelah itu muasi  jadi Kepala Bappeda Kota Depok,, tidak lama kemudian langsung diangkat jadi Sekda Kota Depok, hingga sampai sekarang menjabat Sekda Kota Depok.4.Wijayanto pindah dari Pemprov Sumsel, 3 bulan kemudian langsung menjabat Kepala Seksi di Dinas Pekerjaan Umum, 6 bulan emudian diangkat jadi Kabid SDA PUPR, pindah jadi Kabag Umum Setda Kota Depok, selanjutnya langsung dipromosikan jadi Kadis Tarkim Kota Depok, konon katanya saat ini sedang ikut jabatan lelang di Kalimantan, srta juga sedang  ngurus proses pindah dari Pemkot Depok. 5. Nessy  lulusan dokter Gigi pindah dari daerah lainm ke Pemkot Depok, menjabat  Kabid disalah satu Dinas, kemudian menjabat Kabag Humas, dipromosikan  lewat Open Bidding oleh Walikota Depok KH M Idris, 6. dr, Gigi Novarita, pindah ke Pemkot Depok, menjabat Dirut RSUD Kota Depok  saat ini menjabat kadis Kesehatan Kota Depok,7. Manto Jorghi, pindah dariKalimantan Selatan, parker sebentar di Bagian Pemerintahan Setda Kota Depok, dua bulan kemudian langsung jadi Kabag Pemerinatahn, kemudian jadi Kabag Umum, dan langsung dipromosikan jadimKadis PUPR Kota Depok, Kemudian  masih banyak  lagi ASN yang belum disebutkan jadi pejabat karbitan di Pemkot Depok di Era Nur Mahmudi Ismail

Kini para pejabat ASN Pemkot Depok tersebut, dimana mereka sangat berjaya di masa  Walikota Depok dijabat Nurmahmudi Ismail, kini mereka  sudah mulai gerah, bahkan sudah banyak  pejabat tersebut   mengajukan proses pindah ke tempat lain, karena Walikota Depok KH M Idris sangat tegas terkait dengan pembinaan terhadap ASN di Pemkot Depok.

Seperti halnya Hery Pansilan sejak Walikota Depok KH M Idris menjadi Walikota Depok, langsung buru-buru mengajukan pindah ke Pemprov Jawa Barat, ketika itu Gubernurnya masih dijabat oleh Ahmad Heryawan, masih dengan mudah pindahnya.

Demikian pula Harry Prihanto, waktu masih menjabat Sekda Kota Depok, dimana Walikota Depok sudah dijabat oleh KH M Idris, secara diam-diam Harry Prihanto ikut mengajukan lelang jabatan di Propinsi Kalimantan Timur, tampa sepengetahuan Walikota Depok. Namun ada perivikasi dari pihak Depdagri, karena tidak ada izin dari Walikota Depok selaku pimpinannya, akhirnya Harry Prihanto jadi gagal lelang jabatan tersebut.

Karena Harry Prihanto dianggap tidak lagi displin dan tidak menghormati pimpinannya (slonong boy), beberapa waktu kemudian Hary Prihanto dicopot dari jabatan Sekda Kota Depok, akhirnya saat ini Harry non job di Pemkot Depok. Kemudian karena ada kasus korupsi JL Nangka Gate, dimana Harry  Prihanto dan Nur Mahmudi Ismail  jadi tersangka, dirinya tidak bisa pindah ke daerah lain meninggalkan Kota Depok alias tersandera dengan kasus Nangka Gate. Karena pihak penyidik Krimsus Polres Depok dan Pidsus Kejari Depok menggantung kasus tersebut dengan status P18 (berkas bolak balik antara Polres dengan Kejari Deok) dengan alasan kekurangan alat hukti. Demikian Catatan kronologis perjalanan ASN pindah ke Pemkot Depok, hingga menduduki jabatan di Kota Depok dengan meroket secara cepat dan luar biasa. (dip/red)