SUARA INDEPENDEN

 


Dijadikan Dua Pemenang Proyek GDC Rp.25 Miliar :
Gawat : Panitia Lelang Bagian BLP Setda Kota Depok Diduga di Intervensi Oleh Penguasa
Depok, SI
Panitia Lelang Bagian Badan Layanan Pelelangan (BLP) Setda Kota Depok tampaknya sedang bermain api, terkait hasil pemenang tender lelang proyek peningkatan  JL Bolivart Raya Kota Kemgang Grand Depok City (GDC), dengan pagu senilai kurang lebih Rp.25 Miliar, daari APBD Dinas PUPR Kota Depok Tahun Anggaran 2020.
Beredar informasi dari kalangan kontraktor yang ikut dalamm tender lelang tersebut mengatakan, “Beginilah jadinya, kalau panitia pelaksanaan lelang di intervensi oleh pihak oknum-oknum yang memiliki kekuasaan  hukum di Kota Depok ini” ujar salah seorang kontraktor yang enggan disebutkan namanya, karena takut nantinya perusahaannya Diblekck List olehPemkot Depok.
Dengan adanya kekuasaan hukum yang dimiliki oleh punggawa di Kota Depok, maka akibatnya terjadi tarik ulur dalam penentuan pemenang lelang. Dimana  panitia lelang yang memiliki kekuatanyang harusnya  independen, jadinya dibuat tidak  berdaya oleh pemilik kekuasaan yang jelas-jelas mengincar proyek-proyek bernilai puluhan miliar rupiah.
Merupakan kebiasaan umu dan  jadi rahasia umum,  bahwa proyek miliaran rupiah di  Pemkot Depok menjadi bancakan tangan-tangan kekuasaan, bahkan tak terhindari menjadi benturan diantara penguasa saling berebut proyek. Hal tersebut, hamper muncul setiap tahunnya hal itu  terbukti dengan munculnya dua pemenang proyek  lelang pada proyek peningkatan Jalan GDC Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) senilai Rp 25 miliar. Yang menggiurkan sukses fee bagi pemenang proyek tersebut.
Bagian ULP Setda Kota Depok,  Kamis 11 Juni 2020 lalu, mengeluarkan pengumuman pemenang lelang di website lpse.depok.go.id yakni PT Struktural Precast Concrete Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp.22.751.806.000. dari harga pagu Rp.25 Miliar
Namun aneh bin ajaib, empat hari kemudian  pada hari  Senin 15 Juni 2020, pengumuman pemenang di website lpse.depok.go.id dirubah pemenangnya  menjadi PT Anggadita Teguh Putra dengan harga penawaran Rp 22.567.077.280.
Akibat adanya perubahan pemenang secara tiba-tiba tersebut, para kontraktor bernyanyi”“Serem permainan lelang di Bagian ULP Setda Kota Depok, proyek Jalan GDC, jadi rebutan para penguasa,” imbuh salah seorang kontraktor yang tak bersedia disebutkan namanya  menjelaskan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Lanjut Kontraktor tersebut  mengatakan, ada hal yang aneh dalam penentuan pemenang lelang sepertinya ada intervensi penguasa ke panitia lelang. Awalnya diumumkan yang menang PT Struktural Precast Concrete Indonesia. Tiba-tiba server down tidak bisa dibuka dari Jumat 12 Juni hingga Senin 15 Juni pukul 08.00 WIB. Namun pukul 09.00 WIB, website lpse.depok.go.id kembali normal, namun terjadi perubahan pemenang lelang di proyek Peningkatan Jalan GDC yakni  menjadi PT Anggadita Teguh Putra.
Maka menurut para kontraktor, dalam hal ini diduga telah terjadi penyalahgunaan wewenang dan jabatan baik itu yang dimiliki oleh pejabat Bagian ULP, maupun kalangan oknum pejabat yang doyan intervensi untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut. Untuk itu pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  harus segera bertindak cepat, terkait adanya dugaan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Namun sangat disayangkan saat ini pihak KPK sudah jadi macan ompong, tidak punya taring lagi, imbuh mereka.
Sementara itu, dalam laman  lpse.depok.go.id Kota Depok, terlihat  muncul di layar paling atas Pengumuman Gangguan Teknis. “Muncul pemenang baru, yang mengintervensi”
Hal itu terkesan management Bagian ULP Setda Kota Depok jadi  kacau balau, tampaknya   panitia lelang sedang bermain api, yang akan membakar dirinya sendiri. Kata pihak kontraktor, “kalau BLP  mau fair play, alias main cantik, sebaiknya lelangnya dibatalkan saja,” ujarnya. Faktanya dibagian ULP tersebut kontraktor  menila,i sejak  dulu memang panitia lelang tidak independen, kerap di intervensi dan semua proyek sudah di ploting pemenangnya. “Percuma ikut lelang di Pemkot Depok kalau tidak dibecking kekuasaan,” ungkapnya.
Sementara itu pula, saat Kabag BLP Kota Depok Indah Lestari dikonfirmasi lewat melakukan WA, dirinya berdalih  dengan memberikan jawaban, “bahwa LPSE mohon maaf atas  adanya gangguan teknis, disebabkan oleh peretas (hacker) pada server L{SE. sejak kamis, samapai dengan hari jumat 12 Juni 2020, pukul 17.30” ucapnya
Menurut Indah, munculnya dua pemenang karena sistem lpse.depok.go.id diserang hacker. “Sistem kami diserang hacker mulai dari Kamis 11 Juni sampai Jumat 12 Juni. Hacker tersebut mengacak-acak sistem kami dan sudah kami laporkan ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),” terangnya.
Lanjutnya, sebenarnya, bahwa pemenang lelang tidak berubah, hacker yang merubahnya. “Pada Kamis 11 Juni itu belum ada jadwal pengumuman pemenang. BLP nggak berwenang jika ada masalah dalam sistem LPSE,” ungkapnya.
Demikian pula konfirmasi dengan  Kadis  PUPR Kota Depok, Dadan Rustandi berdalih, bahwa saya baru tahu pengumuman lelangnya, sebab saya  belum mengetahui adanya dua pemenang tender lelang yang diumumkan untuk proyek peningkatan Jalan GDC. “Waduh, saya saja baru tahu informasi ini, ujarnya (dip/red)