Faktanya Banyak Orang Miskin Tidak Bisa Masuk Sekolah Negeri : Warga Menilai Kota Depok Kurang Layak Untuk Raih Penghargaan Kota Laya Anak

 

Faktanya Banyak Orang Miskin Tidak Bisa Masuk Sekolah Negeri : Warga Menilai Kota Depok Kurang Layak Untuk Raih Penghargaan Kota Laya Anak

Faktanya Banyak Orang Miskin Tidak Bisa Masuk Sekolah Negeri : Warga   Menilai Kota Depok Kurang Layak Untuk Raih Penghargaan Kota Laya Anak

Depok, SI

Adanya penghargaan dari Pemerintah Pusat yang diraih oleh Kota Depok sebagai Kota Layak Anak (KLA) predikat nindya ke- 4 kali secara berturut-turut ternyata mendapat penilaian terbalik dari warga Depok itu sendiri

Faktanya Atas Kota Depok dengn  meraih predikat KLA yang diberikan pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia itu justru dianggap masih belum layak disandang Kota Depok. Kaaarena aktanya dilapangan jelas berbeda dengan penilain tersebut. "Untuk itu saya rasa belum layak karena masih terdapat bahkan justru banyak anak-anak kurang mampu alias anak miskin  kesulitan  tidak bisa bersekolah", kata warga Tugu, Cimanggis Kota Depok, Masaron, beberapa waktu lalu.

Kata Masaron, harusnya yang utama bisa bersekolah itu dari golongan anak yang tidak mampu. Bukan justru dari anak yang orangtua tergolong mampu yang diprioritaskan masuk ke sekolah negeri, dengan dugaan adanya KKN

Dia menuturkan, hingga sekarang nasib anaknya untuk bisa bersekolah masih belum jelas meski telah menempuh sejumlah cara agar sang buah hatinya bisa bersekolah "Saya sudah coba mendaftarkan sekolah anak saya melalui online di SMA baik melalui SKTM, jalur zonasi namun tidak diterima. Sedang, hanya ada satu sekolah SMA Negeri di wilayah Kecamatan saya", ujar Masaroh.

Senada dengan Masaron, warga Depok lainya Nurma mengatakan jika penghargaan KLA masih tidak layak diraih Kota Depok lantaran masih ada anak yang kesulitan bersekolah.

"Sepengetahuan saya masih ada tiga anak yang juga masih belum bisa bersekolah. Mungkin di luar sana masih banyak lagi", beber warga Baktijaya, Sukmajaya Depok kepada sejumlah wartawan.

Lanjut Nurm, saya  merasa sangat prihatin atas kesulitan yang dialami anaknya untuk bisa bersekolah. "Sangat prihatin sekali ini terjadi pada anak saya sendiri", tutur Nurma.

Dia mengaku sampai sekarang masih mengalami kesulitan untuk anaknya bisa bersekolah di SMA Negeri  meski sudah berupaya ikuti jalur PPDB. "Anak saya di PPDB sudah mengikuti semua jalur. Baik jalur afirmasi dan jalur Zonasi. Padahal, kami juga memiliki kartu KIS, PBI APBD", tutur Nurma.

Karena kami tidak termasuk data DTKS, lanjut Nurma, jalur afirmasi mengikuti jalur afirmasi prestasi nilai dan terpental. Begitu juga jalur zonasi.

Sementara itu untuk sekolah  masuk SMA swasta dirinya tidak sanggup karena faktor biaya. "Suami hanya sebagai tukang ojek. Lalu kami harus bagaimana. Sedangkan anak saya pingin sekali bisa bersekolah Di SMA Negeri" keluhnya.

Sementara itu pula koordinator anak terancam tak bersekolah, Roy Pangharapan yang peduli terhadap waga miiskin ni berikan penilaian sama.

Menurut Roy, dalam konteks pembelaan anak tingkat SMA, Pemkot Depok kurang layak mendapatkan penghargaan tersebut.

"Sejauh ini kami menerima laporan sebanyak 30 anak yang kesulitan bersekolah untuk jenjang SMP dan SMA. Hingga kini masih ada empat anak yang nasibnya masih belum jelas apakah bisa bersekolah atau jadi mereka putus sekolah", ucap Roy

Aktiivis pembela orng miskin ini mengaku jika sebelumnya bersama para orangtua siswa pernah ingin bertemu dan beraudensi dengan Wali Kota Depok meski yang didapatkan  adalah penolakan, tidak mau ketemu dengan warga miskin "Saat itu kami hanya ditemui ajudan pak Wali Kota yang meminta kami untuk bertemu Kadisdik Depok," pungkas Roy.

Sebelumnya, usai meraih penghargaan KLA kategori Nindya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan Kota Depok ke depan dapat terus berkembang sebagai Kota KLA baik pada sisi program, perhatian kepada anak, maupun dukungan infrastruktur untuk anak.

"Infrastruktur yang mendukung kegiatan anak-anak akan terus kita tingkatkan termasuk mereka yang disabilitas,” kata Idris kepada wartawan  beberapa waktu lalu.

Faktanya Kota Depok menyandangkan KLA sebanyak tiga kali, sejak tahun 2017, 2018 dan 2019. Dengan begitu, Kota Depok sejauh ini masih tercatat sebagai salah satu kota dengan penghargaan KLA sebanyak empat kali tanpa jeda, namun realitasnya oang miskin sangat susah untuk  masuk bersekolah di negeri. (rido//red)