Melalui Pengawasan Tim Dokter Hewan Handal : RPH DKPP Terpadu Jamin Kualitas Daging di Kota Bogor

 

Melalui Pengawasan Tim Dokter Hewan Handal : RPH DKPP Terpadu Jamin Kualitas Daging di Kota Bogor

 Melalui Pengawasan Tim Dokter Hewan Handal : RPH DKPP Terpadu Jamin Kualitas Daging di Kota Bogor

Bogor, SI

Rumah Potong Hewan (RPH) terpadu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, memberi jamin hasil potong hewan memilik kualitas terbaik. Karena sebelum dipotong melalui pengawasan ketat. Karena melewati pemeriksaan Post Mortem lewat dokter hewan yang handal.

"Yakni pemeriksaan kesehatan jeroan dan karkas setelah disembelih. Dilakukan oleh petugas dan pemeriksa berwenang dan ahli di bidangnya," kata Kepala DKPP Kota Bogor Anas S Rasmana di damping Kepala RPH terpadu Didong Suherbi dan beberapa tim dokter hewan, Senin (4/4/2022).

Pemeriksaan itu dilakukan kata Anas, untuk menjamin kualitas daging dan tidak berbahaya untuk di konsumsi masyarakat. Sebelum hewan dipotong dilakukan pemeriksa oleh tim dokter. "Sekarang ini baru dua dokter hewan dan kedepan akan dilakukan penambahan," tegas Anas.

Bila tidak dilakukan pemeriksaan dan pengawasan dikhawatirkan akan ada penyakit hewan yang dikenal Zoonosis. Hal itu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Ada juga penyakit Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).

Sehingga ternak yang dipotong di RPH terpadu ada jaminan kualitas dan daging yang dihasilkan cukup baik. Karena ternak yang dipotong melalui pengawasan tim dokter yang ahli di bidangnya.

"Kini RPH Terpadu Bubulak menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), setelah hewannya dipotong akan terbit pula Surat Keterangan Kesehatan Daging (SKKD). Sehingga hewan yang dihasilkan ada jaminan kesehatan," tegas Anas.

Diketahui, DKPP Kota Bogor menempatkan dua dokter hewan yang memiliki sertifikat di RPH terpadu Bubulak termasuk dibantu oleh beberapa tim medik.

Kedua dokter hewan itu bertugas di RPH Terpadu Bubulak diantaranya Dokter hewan Cucung dan dokter Puji. Disebutkan pula ada dokter hewan Ria dan Ima dan saling bekerjasama.

Anas menegaskan pihaknya akan menambah 2 dokter hewan lagi yaitu dokter Mursalim dan dokter Ely. Kedua dokter itu ditempatkan untuk menangani banyaknya permintaan menjelang lebaran dan biasanya permintaan potong hewan terjadi peningkatan.

Dijelaskan, Antemortem meliputi pemeriksaan perilaku dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan perilaku dilakukan pengamatan dan mencari informasi dari orang yang merawat hewan kurban tersebut. Hewan yang sehat nafsu makannya baik, hewan yang sakit nafsu makannya berkurang atau bahkan tidak mau makan.

Sedangkan Postmortem yaitu pemeriksaan hewan setelah dipotong (disembelih) dilakukan pemeriksaan postmortem dengan teliti pada bagian-bagian Karkas.

"Hewan yang sehat tampak sama dengan warna merah merata dan lembab. Tujuan pemeriksaan ante-mortem agar daging dan jeroan yang akan dikonsumsi masyarakat adalah daging yang benar-benar sehat dan berkualitas," ujarnya.

Tujuan pemeriksaan post-mortem memberikan jaminan bahwa karkas, daging, dan jeroan yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi, Mencegah beredarnya bagian/jaringan abnormal yang berasal dari pemotongan hewan sakit (dip/red)